Sebuah studi yang dilakukan oleh American Academy of Sleep Medicine menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kantuk berlebihan di siang hari dan vitamin D. Dalam studi tersebut, para peneliti mensurvei pasien selama kunjungan konsultasi rutin selama beberapa tahun.
Mereka menyelesaikan survei yang menanyakan adanya berbagai gejala yang berpotensi terkait dengan gangguan tidur, termasuk nyeri muskuloskeletal sedang hingga parah yang berkontribusi terhadap gangguan tidur dan ketidaknyamanan di siang hari.
Hasilnya menunjukkan memang ada hubungan antara rasa kantuk dan vitamin D. Hal ini terwujud pada banyak peserta penelitian.
Studi lain yang dipublikasikan di situs US National Library of Medicine juga menemukan adanya hubungan antara kekurangan vitamin D dan rasa kantuk. Penelitian selama dua tahun tersebut melibatkan 1,5 ribu orang dengan tanda-tanda gangguan tidur, serta penyakit saraf.
Tercatat bahwa sebagian besar pasien mengalami perbaikan gejala neurologis dan peningkatan kualitas tidur dengan mempertahankan tingkat vitamin D tertentu dalam darah. “Kami mengajukan hipotesis bahwa gangguan tidur telah menjadi epidemi karena meluasnya kekurangan vitamin D,” para ilmuwan menyimpulkan.