Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan dengan Presiden Indonesia Terpilih Prabowo Subianto pada Senin (9/9). Rasa penasaran kemudian muncul. Siapakah yang akan menjadi Menteri Keuangan di kabinet pemerintahan di bawah Prabowo yang pada tanggal 20 Oktober nanti dilantik sebagai Presiden RI.
Dalam foto yang diunggah Sri Mulyani di Instagramnya, terlihat pula kehadiran wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. Ternyata pertemuan ini membahas perkembangan APBN 2024 dan outlooknya yang akan ditutup Desember 2024 dibawah Presiden Terpilih, dengan demikian beliau mengetahui detail perkembangan pelaksanaan APBN yang sedang berjalan. Selanjutnya dibahas perkembangan pembahasan RUU RAPBN 2025 di DPR dan arahan-arahan Prabowo mengenai berbagai usulan program dan anggaran yang disediakan. Arahan beliau sesuai program prioritas yang akan dicapai dalam Pemerintahan Baru 2024-2029.
Sementara, melalui akun Instagram pribadinya, Prabowo mengunggah foto dengan nuansa hitam putih seolah menjadi foto kenangan saat bertemu dengan Sri Mulyani dan Thomas. Prabowo menuliskan “Terima kasih Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono sudah datang dan berdiskusi mendalam tentang ekonomi Indonesia ke depan, kita optimistis Indonesia semakin maju,” tulis Prabowo, Selasa (10/9). Di lain kesempatan, Thomas memastikan tidak ada pembahasan mengenai tawaran menjadi Menteri Keuangan kembali kepada Sri Mulyani. “Enggak ada,” katanya singkat. Menurut keponakan Prabowo tersebut, tidak ada pula pembahasan mengenai posisi Sri Mulyani selanjutnya di kabinet baru. “Kami hanya bicara substansi APBN,” ujar Thomas.
Lantas siapa sosok yang cocok menjadi Menteri Keuangan selanjutnya?
Dilansir dari katadata.co.id, menurut Bhima Yudhistira, Direktur Ekseutif Center of Economic and law Studies (Celios), kriteria Menteri Keuangan yang cocok haruslah memiliki latar belakang ademisi dengan pengetahuan yang mumpuni dan memiliki inovasi, khususnya terkait dengan kebijakan fiskal. “Saya pikir orang-orang seperti Anggito Abimanyu, kemudian Chatib Basri itu bisa mengisi pos itu. Yang lainnya nama beredar ini hanya didorong kepentingan politis,” kata Bhima.
Menurut Bhima, Menteri keuangan akan berperan sebagai rem bagi Prabowo. Khususnya tentang pentingnya disiplin fiskal dan menjaga defisit APBN di bawah 3%, serta menjaga rasio utang dikelola secara hati-hati. “Karena dalam tiga tahun ke depan, rata-rata utang jatuh tempo yang harus dibayar itu Rp 800 triliun belum termasuk bunganya,” ujar Bhima.
Di lain kesempatan, Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) berharap Prabowo dapat memilih sosok dari kalangan profesional yang kompeten untuk menjadi Menteri Keuangan. “Kalau bisa tidak terafiliasi dengan partai politik agar bebas dari kepentingan partai,” kata Esther. Ia berharap Menteri Keuangan tidak hanya mematuhi perintah presiden saja, tapi juga mampu mengatur anggaran belanja negara agar pengeluaran untuk program prioritas memiliki dampak positif untuk jangka panjang. “Menteri keuangan harus bisa mengelola utang hingga penerimaan negara dari sisi pajak maupun bukan pajak,” ujar Esther.
Lain halnya dengan Sri Mulyani yang seakan memberikan kode, ketika selesai rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Rabu (21/8) lalu Ia mengatakan, “Kami jajaran Kementerian Keuangan menyampaikan penghargaan dan titip wakil menteri saya yang ini, yang akan meneruskan,” kata Sri Mulyani sambil menunjuk dan menyenggol Thomas dengan sikunya, seolah Thomas yang akan menggantikan dirinya.
Jangan lupa subscribe channel!