Di provinsi Madura, khususnya di bagian ujung timur, tepatnya di pulau Raas terdapat kucing ras endemik asli Indonesia. Kucing dengan ciri wajah persegi agak lancip di bawah dengan telinga meruncing ini memiliki karakter pendiam dan pemalu. Kucing Busok bisa menjadi lumayan galak dan tidak ramah jika dalam keadaan terancam karena aslina memang hidup di alam liar. Kucing busok umumnya bertubuh ramping, agak lebih besar dari ukuran kucing liar pada umumnya. Ekornya cenderung pendek dan bengkok di ujungnya. Bulunya berwarna abu-abu gelap atau kebiruan dan lumayan tebal, sekilas mirip kucing British Shorthair atau Russian Blue, walau ada juga kucing Busok yang berwana hitam, coklat tua, atau coklat terang agak seperti lilac. Warna kucing Busok yang kecoklatan tersebut juga sering disebut sebagai kucing Kecubung.
Per tahun 2016, diperkirakan kucing Busok dengan gen murni hanya tersisa 100 ekor. Kucing ini dilindungi oleh masyrakat di pulau Raas. Jika kucing Busok ingin dibawa keluar dari pulau, Ia harus dikebiri untuk menjaga kelestarian dan kemurniannya. Pada tahun 1990an, kucing busok pernah menjadi cinderamata untuk dihadiahkan kepada tamu istimewa yang berkunjung ke Madura. Namun karena populasi di habitat aslinya semakin langka, Pemerintah Kabupaten Sumenep pun melarang hal tersebut. Tidak mudah juga untuk mendapatkan kucing Busok. Dari Madura, pengunjung harus menyambung perjalan dengan kapal sekitar 5-6 jam saat cuaca normal untuk mencapai pulau Raas.
Para pemelihara kucing Busok juga mempertahankan breeding dengan selektif untuk menghasilkan kerutunan yanng berkualitas. Menurut sejarahnya, corak dan karakteristik kucing ini kemungkinan besar terbentuk secara alami. Peneliti dr. Roony Rachmat Noor dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor pada 2009 pernah meliti fenotipe dan genotipe kucing ini dan meyakini bawah kucing Busok, khususnya yang berwarna agak kebiruan berasal dari ras kucing Korat dari Thailand. Menurut ilmu genetikanya, warna Busok dan Kecubung tergolong warna resesif yang jarang muncul. Warna kecubung ini diakibatkan oleh gen C dan B yang berpasangan dalam keadaan homozygot. Kucing berwarna kecubung ini biasanya memiliki warna mata biru. Sedangkan warna busok muncul akibat adanya gen D yang merupakan dilusi bersifat resesif. Jika gen ini dalam keadaan homozygot, maka mampu mendilusi warna hitam menjadi abu kebiruan. Ronny menduga tingkat perkawinan keluarga (inbreeding) sangat dominan dalam ras kucing busok sehingga hanya terdapat dua warna, abu kebiruan dan kecubung alias cokelat kehitaman. Artinya, terjadi banyak gen letal dan resesif yang memiliki sifat mematikan jika berada dalam kondisi homozygot. Gen letal ikut menyumbang kematian yang cukup tinggi pada kucing busok karena adanya kawin keluarga. Hal ini yang membuat Ronny kesulitan untuk menemukan kucing-kucing busok dalam aktivitas penelitiannya.

Karena keunikan dan kelangkaannya, sekarang kucing Busok semakin di kenal masyarakat Indonesia. Kucing Busok juga telah terdaftar oleh World Cat Federation. Komunitas pecinta kucing Busok di Indonesia juga sudah terbentuk. Melalui laman Facebook Indonesian Busok Raas Assosiation (IBRA) para pecinta kucing Busok membagikan foto-foto kucing Busok peliharaan mereka, berbagi tips merawat kucing Busok, bimbingan breeding, juga registrasi sertifikat kepemilikan dan keaslian kucing Busok. Para member di grup tersebut juga rutin berbagi info tentang kontes kucing Busok di tanah air.
Jangan lupa subscribe channel!