Buah matoa (Pometia pinnata) adalah salah satu buah khas yang berasal dari Papua, Indonesia. Buah ini termasuk dalam keluarga sapindaceae (leci, lengkeng, rambutan). Buahnya berbentuk oval dan berukuran rata-rata panjang 5 hingga 7 sentimeter dan lebar 3 sentimeter dengan warna beragam tergantung jenisnya, biasanya hijau kemerahan berbintik. Kulitnya cukup keras dan di dalamnya masih ada kulit ari lagi. Buahnya berwarna putih kekuningan dengan rasa seperti perpaduan lengkeng, rambutan, bahkan kadang ada tendangan rasa durian.

Buah Matoa populer di Kalimantan dan Jawa karena mantan Presiden Megawati mendorong penanaman pohon asli Indonesia yang berkelanjutan, termasuk buah matoa ini. Buah ini bisa tumbuh besar yang tingginya mencapai 18 meter. Pohon matoa dapat tumbuh hampir di seluruh area dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1200 m dpl. Paling sering ditemukan di daerah pesisir atau dekat teluk dan sungai dengan tanah yang kering (tidak tergenang) dan lapisan tanah yang tebal.
Di beberapa daerah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi, atau Maluku, pohon ini biasanya berbuah dua kali setahun. Berbunga dari bulan Juli hingga Oktober dan berbuah tiga atau empat bulan setelahnya. Menurut jurnal “Extraction of Fruit Peels of Pometia Pinnata and Its Antioxidant and Antimicrobalactivities” yang diterbitkan tahun 2014 membuktikan, buah matoa memiliki antioksidan, serta vitamin C , vitamin E, mineral seperti kalium dan magnesium, dan tanin yang cukup tinggi. Serat buahnya juga sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Matoa juga cocok untuk dijadikan camilan diet. Satu buah matoa hanya mengandung 5 kalori. Harga buah matoa perkilonya bervariasi tergantung daerah dan jenis matoanya. Rata-rata dijual dengan harga 30 ribu hingga 60-an ribu rupiah perkilo.
Jangan lupa subscribe channel!