16 September lalu, Zimbabwe dan Namibia mengumumkan rencana untuk menyembelih ratusan gajah liar dan hewan lainnya sebagai sumber makanan bagi penduduknya yang dilanda kelaparan di tengah kondisi kekeringan parah di negara Afrika bagian selatan. Menurut Tinashe Farawo, juru bicara Otoritas Taman dan Satwa Liar Zimbabwe, mengatakan kepada CNN “kami menargetkan untuk memusnahkan 200 gajah.” Hal tersebut terpaksa dilakukan karena setengah populasi negara tengah menghadapi kelaparan akut. Zimbabwe akan mengizinkan penyembelihan 200 gajah, sedangkan Namibia akan menyembelih 700 hewan liar, termasuk 83 gajah. Kata Farawo, gajah-gajah akan diambil dari daerah yang populasinya sudah tidak berkelanjutan. Perburuan akan dilakukan di daerah seperti Taman Nasional Hwange di wilayah barat negara yang gersang, tempat persaingan antara manusia dan satwa liar untuk mendapatkan makanan dan air yang semakin ketat akibat fenomena cuaca El Nino. Menurut media lokal, setidaknya 31 orang tewas di Zimbabwe tahun ini akibat konflik antara manusia dan satwa liar.
Menteri Lingkungan Hidup Zimbabwe Sithembiso Nyoni sebelumnya mengatakan kepada Parlemen bahwa kementeriannya telah mengizinkan perburuan tersebut. Populasi gajah di Zimbabwe adalah yang terbesar keduda di dunia, melebihi jumlah yang dapat ditampung, di mana Taman Nasional Hwange memiliki lebih dari 45.000 gajah, namun kapasitas menampungnya hanya 15.000. Jumlah keseluruhan gajah di Zimbabwe sekitar 100.000 ekor. Nyoni menambahkan, “Kami tengah berdiskusi dengan Zim Parks (Otoritas Taman dan Satwa Liar Zimbabwe) dan beberapa komunitas untuk melakukan apa yang telah dilakukan Namibia, yaitu menghitung jumlah gajah, memobilisasi para perempuan untuk mengeringkan dagingnya, dan mengemasnya untuk memastikan daging tersebut sampai ke komunitas yang membutuhkan protein tersebut.”

Sementara di Namibia pemerintahnya menyetujui penyembelihan 723 hewan, termasuk 83 gajah, 30 kuda nil, 60 kerbau, 50 impala, 300 zebra, dan 100 eland. Hewan-hewan tersebut akan diambil dari lima taman nasional Namibia. Namibia sendiri berupaya mengurangi jumlah gajah di tengah konflik antara manusia dan satwa liar. Juru bicara departemen lingkungan Romeo Muyunda mengatakan, “Hal ini penting dan sejalan dengan amanat konstitusional kami, yaitu sumber daya alam kami digunakan untuk kepentingan warga Namibia. “Ini juga merupakan contoh utama bahwa konservasi hewan buruan benar-benar bermanfaat.”
Di sisi lain, Botswana yang terletak di antara Zimbabwe dan Namibia, yang memiliki populasi gajah terbesar di dunia, yakni 130.000 ekor, belum pernah membicarakan rencana pembantaian gajah untuk memberi makan penduduknya.
Di tengah berbagai kritikan karena menggunakan satwa liar untuk mengatasi kerawanan pangan, banyak pihak yang dapat memahami keputusan ini. Pada akhirnya, banyak hewan liar akan mati karena kehausan dan kelaparan akibat kekeringan ini dan mereka akan berkonflik dengan manusia karena memperebutkan sumber makanan dan air.
Jangan lupa subscribe channel!