Korea Selatan telah memperingatkan negara tetangga Korea Utara tentang kemungkinan tindakan militer jika Pyongyang terus mengirimkan sampah melintasi perbatasan. Hal ini disampaikan dalam pernyataan Komite Kepala Staf Gabungan Korea Selatan. Namun, pihak Korea Selatan tidak merinci tindakan apa yang sedang dipertimbangkan. Demikian dilaporkan Bloomberg.

Badan berita itu mencatat bahwa ini adalah “ancaman langsung yang jarang terjadi” dari Seoul. Sejak akhir Mei, Korea Utara telah mengirimkan 5.500 balon udara yang berisi sampah melintasi perbatasan sebagai bentuk protes terhadap latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pyongyang menganggap aktivitas tersebut sebagai ancaman terhadap kedaulatannya.
Wartawan mengingatkan bahwa balon udara tersebut menjadi gangguan bagi Seoul dan sekitarnya. Militer Korea Utara mengisinya dengan kertas bekas, puntung rokok, dan pecahan sepatu.
Pada 14 September, Korea Utara sekali lagi mengirim balon berisi sampah ke arah Korea Selatan. Balon tersebut terbang menuju provinsi Gyeonggi-do yang mengelilingi Seoul. Penduduk setempat diminta melaporkan balon tersebut kepada tentara atau polisi.
Diketahui bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyatakan bahwa setiap upaya Korea Utara untuk menyerang wilayah Selatan akan berakhir dengan jatuhnya rezim yang berkuasa di Pyongyang. “Rezim Korea Utara adalah yang paling tidak rasional di dunia dan dapat memicu provokasi kapan saja. Hanya kesiapan militer kita yang kuat yang dapat menghentikannya dari kesalahan perhitungan,” kata Yoon.
Sebagai informasi, pada malam tanggal 27 Juni, Korea Utara mengirim lebih dari 180 balon udara berisi sampah ke arah Korea Selatan. Sekitar 70 balon, sebagian besar berisi potongan kertas kecil, mendarat di Seoul dan bagian utara provinsi Gyeonggi-do di pinggiran ibu kota. Dalam sampah yang dikirim Pyongyang ke Korea Selatan menggunakan balon udara, ditemukan parasit.