Pada akhir September kemarin, seorang pria di Austria dilaporkan mengamputasi penisnya sendiri dengan kapak setelah memakan “magic mushroom”. Dokter di Rumah Sakit Feldkirch di Austria menulis bahwa pasien, yang saat itu sedang sendirian di rumah liburannya, telah memakan empat hingga lima jamur kering, yang menyebabkan episode psikotik singkat di mana ia menggunakan kapak untuk memotong penisnya menjadi beberapa bagian.
Pria berusia 37 tahun itu memiliki riwayat depresi dan penyalahgunaan alkohol sebelum memakan tiga hingga empat jamur psilocybin saat sendirian di rumahnya. Psilocybin adalah senyawa alami yang terdapat dalam jamur “ajaib” yang memiliki kekuatan untuk membuat manusia berhalusinasi jika tertelan. Zat ini bekerja dengan mengubah reseptor serotonin di otak, mengubah indra, dan meningkatkan emosi. Sepanjang sejarah, beberapa budaya adat telah menggunakan obat ini dalam upacara spiritual dan untuk memberikan pencerahan kepada mereka yang sakit jiwa.
Akhir-akhir ini banyak orang yang telah menyadari manfaat terapeutik jamur psilocybin karena penelitian menunjukkan jamur ini dapat membantu mengobati pasien yang mengalami tekanan psikologis, seperti depresi, kecemasan, kecanduan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Ini merupakan kasus terdokumentasi pertama mengenai sindrom Klingsor yang berkaitan dengan psilocybin, di mana orang yang terganggu psikologisnya menyakiti diri sendiri dan alat kelaminnya. Untungnya, dokter di Austria dapat menyambungkan kembali organ vital yang terputus tersebut.
Pria itu ditemukan oleh seorang warga kota setelah berjalan keluar dari rumahnya untuk mencari pertolongan. Ia tiba di rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis sekitar 5 jam setelah kejadian mengerikan itu. Pemandangan mencolok itu memberi isyarat kepada para ahli medis bahwa pria itu telah berupaya mengikatkan sepotong kain di sekitar penisnya untuk menghalangi aliran darah dan meletakkan sisa organ itu di dalam toples berisi salju. Dokter harus membersihkan organ yang terputus dengan hati-hati yang telah terkontaminasi oleh tanah dan salju, dan berhasil memperbaiki ujung dan sekitar dua inci batangnya. Bagian-bagian lainnya terlalu rusak untuk disambungkan kembali.
Pria tersebut ditempatkan di bawah perawatan profesional psikiatri karena ia terus menderita serangan psikosis selama sekitar seminggu. Setelah pulih, ia kemudian melanjutkan pemulihan di departemen urologi. Komplikasi yang muncul termasuk nekrosis (kematian jaringan kulit), yang sembuh seiring waktu. Dalam beberapa bulan setelah operasi, ia juga telah mendapatkan kembali fungsi ereksi dan buang air kecil.