Marburg-Virus-Case

Penyakit virus Marburg (MVD) adalah penyakit yang sangat ganas yang menyebabkan demam berdarah, dengan rasio kematian hingga 88%. Penyakit ini berada dalam famili yang sama dengan virus yang menyebabkan penyakit virus Ebola. Dua wabah besar yang terjadi secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman, dan di Beograd, Serbia, pada tahun 1967, menjadi awal mula kemunculan penyakit tersebut. Wabah tersebut dikaitkan dengan pekerjaan di laboratorium yang menggunakan kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus). Marburg adalah virus orthomarburg, virus yang secara alami terdapat pada kelelawar buah yang kala itu sedang diteliti di laboratorium. Ternyata virus tersebut dapat menular ke manusia. Infeksi manusia dengan penyakit virus Marburg awalnya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.

Baru-baru ini, WHO menemukan 26 kasus dan delapan kematian di negara Rwanda, Afrika Tengah. Kementerian Kesehatan Rwanda menemukan penyebaran virus di tujuh dari 30 distrik. Lebih dari 70 persen kasus yang terkontaminasi tersebut adalah petugas kesehatan dari dua fasilitas kesehatan di Kigali. Para pasien MVD pun dirawat di rumah sakit. Namun, sayangnya belum ada pengobatan ataupun vaksin yang tersedia untuk penyakit MVD

Setidaknya dibutuhkan waktu selama 5–10 hari bagi virus untuk memunculkan gejala infeksi. Berikut adalah gejala awal dari penyakit virus Marburg.

  1. Demam tinggi.
  2. Sakit kepala.
  3. Malaise (rasa tidak enak badan).
  4. Menggigil.
  5. Nyeri otot.

Setelah gejala awal muncul, biasanya pada hari ketiga, seseorang yang terserang infeksi MVD juga akan merasakan kondisi seperti berikut.

  1. Muntah.
  2. Diare encer (dapat bertahan selama satu minggu).
  3. Nyeri perut.
  4. Kram.
  5. Mual.

Setelah terinfeksi virus, Marburg dapat menular antarmanusia lewat kontak langsung (melalui kulit yang terluka atau selaput lendir) dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, dan dengan permukaan dan bahan (misalnya tempat tidur, pakaian) yang terkontaminasi dengan cairan ini. Biasanya setelah terinfeksi akan ada kemunculan ruam atau bercak pada kulit yang menyerupai campak atau herpes terutama di dada, punggung, dan perut.

Jika tidak segera ditangani, infeksi virus Marburg bisa menjadi semakin parah dan memunculkan beragam kondisi seperti:

  • Peradangan pada pankreas dan testis.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata.
  • Delirium atau kebingungan parah.
  • Mudah marah.
  • Syok.
  • Gagal fungsi hati.
  • Perdarahan pada hidung, gusi, dan vagina.
  • Muntah dan feses yang disertai darah.

Dalam kasus fatal, kematian dapat terjadi pada hari ke-8 atau ke-9 setelah munculnya gejala berupa perdarahan dan syok. Penularan infeksi masih dapat terjadi dari seseorang yang sudah meninggal yang terinfeksi penyakit ini. Saat ini tindakan pengobatan yang dilakukan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit dan mencegah penyebaran infeksi, yaitu:

  1. Pemberian cairan dan elektrolit.
  2. Mempertahankan status oksigen dan tekanan darah.
  3. Mengganti darah yang hilang dan memberikan obat pembekuan darah.
  4. Pengobatan lain sesuai dengan gejala yang muncul.

Jangan lupa subscribe channel

By Adit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *