Apa Pemicu Kian Panasnya Relasi China dan Jepang?

Dalam beberapa hari terakhir, gejolak telah mewarnai hubungan antara Tiongkok dan Jepang. Situasi ini dipicu oleh komentar Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, terkait Taiwan. Tiongkok bahkan telah mengeluarkan anjuran agar warganya menghindari perjalanan ke Jepang, dan sejumlah perusahaan penerbangan Tiongkok serentak menyediakan opsi pembatalan atau perubahan jadwal tiket penerbangan menuju Jepang tanpa biaya. Jadi, apa sebetulnya akar permasalahan ini?

Akar Masalah Ketegangan China-Jepang

Hubungan antara Tiongkok dan Jepang kembali memanas setelah pidato Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, di hadapan parlemen pada tanggal 7 November 2025. Dalam kesempatan itu, Takaichi memberikan sinyal bahwa Jepang siap mengerahkan Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) ke Taiwan jika Tiongkok melancarkan serangan terhadap pulau tersebut. “Kedaulatan Taiwan adalah bagian dari keamanan nasional kita. Skema darurat terkait Taiwan kian mendesak, dan kita wajib bersiap menghadapi kemungkinan terburuk,” demikian kutipan pernyataan Takaichi dari Kompas.id pada 17 November 2025.

Takaichi berlandaskan pada regulasi pertahanan Jepang tahun 2015, yang memperbolehkan pengerahan pasukan bela diri untuk membantu negara sahabat bilamana kepentingan Jepang turut terancam. Akan tetapi, komentar Takaichi itu menimbulkan penolakan kuat baik di Tiongkok maupun sebagian wilayah Jepang. Hal ini karena jarang sekali ada pemimpin Jepang yang sedang menjabat mengutarakan pandangan terbuka mengenai Taiwan. Pernyataan Takaichi dinilai berseberangan dengan pendekatan ambiguitas strategis yang selama ini dipegang teguh Jepang terhadap Taiwan.

Bahkan, Jepang, kecuali pada periode kepemimpinan Shinzo Abe, tidak pernah secara terang-terangan mendukung Taiwan. Padahal, Tiongkok adalah rekan ekonomi vital bagi Jepang. Di samping itu, kemarahan di Tiongkok juga dipicu oleh ingatan kolektif mereka yang belum sepenuhnya pulih dari kekejaman Jepang selama masa penjajahan di Perang Dunia II. Kecaman terhadap Takaichi turut dilontarkan oleh para tokoh penting Partai Komunis Jepang, seperti Ketua Partai Shii Kazuo dan Ketua Kebijakan Partai Taku Yamazoe.

Pernyataan Takaichi dinilai telah menciptakan insiden diplomatik yang sebetulnya bisa dihindari, terutama mengingat hubungan positif antara Tiongkok dan Jepang yang selama ini senantiasa dijaga.

Perdana Menteri Takaichi juga diminta untuk mencabut kembali pernyataannya sebagai bentuk pertanggungjawaban serta untuk mencegah memburuknya situasi yang ada.

Tiongkok Kerahkan Kapal dan Drone di Sekitar Wilayah Jepang

Kabar menyebutkan bahwa Tiongkok telah mengirimkan kapal penjaga pantai menuju perairan yang disengketakan di sekitar Kepulauan Senkaku, sekaligus menerbangkan drone militer di area sekitar Jepang pada hari Minggu, 16 November 2025. Dilansir dari Kompas.com pada Senin, 17 November 2025, Penjaga Pantai Tiongkok menyatakan bahwa tindakan ini merupakan patroli guna menegakkan klaim hak atas wilayah yang oleh Beijing disebut sebagai Kepulauan Diaoyu. Gugusan pulau tersebut memang sudah lama menjadi objek sengketa antara Beijing dan Tokyo. Tiongkok menamainya Kepulauan Diaoyu, sedangkan Jepang menyebutnya Kepulauan Senkaku.

Manuver ini terjadi seiring dengan eskalasi ketegangan antara kedua negara, yang dipicu oleh pernyataan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, perihal Taiwan. Tiongkok memperluas himbauan agar warga negaranya tidak bepergian ke Jepang dan menginstruksikan warga yang sudah berada di sana untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan.

Pada hari Jumat, 14 November 2025, Tiongkok telah mengeluarkan saran perjalanan yang menganjurkan warganya untuk berhati-hati saat berkunjung ke Jepang, sementara di sisi lain, Tokyo mendesak Beijing untuk mengambil tindakan yang pantas.

Selanjutnya, beberapa perusahaan penerbangan Tiongkok secara serentak menyediakan opsi pembatalan atau perubahan jadwal penerbangan ke Jepang tanpa dipungut biaya denda atau potongan apa pun. Tiga maskapai Tiongkok lain kemudian turut serta menawarkan pengembalian dana penuh atau penggantian tiket ke Jepang secara gratis. Maskapai Air China, China Southern, dan China Eastern mengumumkan bahwa para calon penumpang memiliki kesempatan untuk mengklaim kembali uang tiket mereka untuk perjalanan yang dijadwalkan antara 15 Oktober hingga 31 Desember 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *