Teori Penyebab Terbakarnya Apartemen di Hong Kong: Dari Perancah Bambu hingga Rokok Pekerja
Pihak investigasi sedang mendalami beberapa faktor potensial yang menyebabkan meluasnya kobaran api dengan begitu cepat di kompleks apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, pada hari Rabu, 26 November 2025.
Berdasarkan laporan Malay Mail, beberapa elemen yang diduga berkontribusi pada insiden tersebut meliputi kurangnya ketahanan api pada perancah, pemakaian papan busa yang sangat mudah terbakar, serpihan api yang terbawa tiupan angin, serta kemungkinan adanya aktivitas merokok dari para pekerja proyek renovasi.
Sejak Juli 2024, delapan unit blok hunian di area tersebut memang sedang menjalani proses renovasi menyeluruh, dengan seluruh bagian luarnya diselimuti oleh perancah bambu dan jaring pengaman berwarna hijau.
Teknisi pemadam kebakaran menyatakan kepada South China Morning Post bahwa skala kebakaran ini mengindikasikan adanya titik-titik kelemahan di berbagai aspek. Hal ini mencakup material yang digunakan pada perancah bambu hingga sistem manajemen keselamatan kebakaran dalam proyek pembaruan skala besar yang melibatkan delapan blok bangunan setinggi 31 lantai tersebut.
Serpihan api yang tersebar oleh angin juga diyakini menjadi salah satu pemicu penyebaran api yang begitu cepat. Sementara itu, beberapa penghuni mengaku berulang kali melihat pekerja merokok di area proyek, meskipun penyebab pasti kebakaran apartemen Hong Kong ini belum dapat dipastikan secara resmi.
Api pertama kali dilaporkan sekitar pukul 14.51 di lantai dasar salah satu menara, kemudian dengan cepat merambat naik, menyusup ke dalam unit-unit tempat tinggal, dan akhirnya melalap habis tujuh dari delapan gedung di kompleks tersebut.
Insiden kebakaran apartemen Hong Kong ini awalnya diklasifikasikan sebagai kebakaran tingkat alarm No. 1, namun dengan cepat ditingkatkan menjadi No. 4 pada pukul 15.34. Puncaknya, status kebakaran mencapai level tertinggi, yakni No. 5, pada pukul 18.22.
Perlu diketahui, di Hong Kong, tingkat keparahan kebakaran diukur dalam skala satu sampai lima, di mana angka yang lebih tinggi menunjukkan situasi yang jauh lebih gawat.
Rekaman yang diambil di lokasi kejadian menampilkan perancah bambu di luar beberapa unit flat tengah dilalap jilatan api. Tampak pula potongan jaring perancah hijau yang terbakar berjatuhan ke tanah.
Para pakar menjelaskan, meskipun jaring perancah diwajibkan memiliki lapisan pelindung tahan api, bahan tersebut tetap bisa terbakar jika terpapar panas ekstrem atau nyala api yang besar.
Bersamaan dengan itu, pihak berwenang juga tengah mendalami laporan dari The Standard terkait penemuan papan busa “tidak lazim” yang menutupi bagian jendela dan permukaan luar gedung.
Menurut pengumuman yang dikeluarkan Oktober lalu oleh Prestige Construction and Engineering Company Limited, kontraktor yang bertanggung jawab atas pengerjaan dinding eksterior, papan busa, kanvas, dan panel kayu digunakan sebagai pelindung jendela dan juga sebagai platform kerja selama proses pemahatan.
Polisi mengonfirmasi bahwa papan busa yang ditemukan di blok yang terdampak maupun yang tidak, memiliki sifat sangat mudah terbakar dan berpotensi mempercepat laju penyebaran api.
Tiga karyawan dari perusahaan teknik tersebut telah ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam kasus pembunuhan.
Pada saat yang sama, tim penyelidik sedang mengevaluasi apakah material yang digunakan telah memenuhi standar keselamatan kebakaran dan bangunan, serta apakah tata letak konstruksi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Direktur Dinas Pemadam Kebakaran, Andy Yeung, menyampaikan bahwa petugas menemukan jendela ventilasi yang tertutup rapat di blok yang tidak terbakar.
Ia memperingatkan bahwa material busa sangat rentan terbakar segera setelah terpapar panas.
Sekretaris Keamanan, Chris Tang, mengutarakan bahwa pola pembakaran jaring pelindung, lembaran plastik, dan material eksterior lainnya menunjukkan kondisi yang tidak normal.
Ia menambahkan bahwa gugus tugas gabungan dari kepolisian dan pemadam kebakaran kini tengah memfokuskan penyelidikan pada dua kondisi “tidak biasa” yang berkaitan dengan penutup eksterior dan papan busa.
Departemen Pemadam Kebakaran telah menyerahkan hasil temuan mereka kepada kepolisian dan akan berkolaborasi dengan pengujian laboratorium serta analisis dari para ahli untuk menentukan bagaimana material-material tersebut bereaksi selama insiden kebakaran.
Kepala Eksekutif, John Lee, menegaskan bahwa investigasi harus sepenuhnya berdasarkan bukti, didukung oleh analisis teknis dan hasil laboratorium, dengan segala temuan akan diserahkan ke Pengadilan Koroner.
Ia menekankan bahwa pemerintah akan mengalokasikan seluruh sumber daya yang diperlukan guna memastikan proses penyelidikan dapat dilaksanakan secara menyeluruh.
Dampak dan Jumlah Korban
Mengutip SCMP, kebakaran apartemen Hong Kong ini telah merenggut nyawa setidaknya 44 orang dan melukai puluhan lainnya, dengan 45 korban dilaporkan dalam kondisi kritis.
Sekitar 279 warga masih belum ditemukan, sementara lebih dari 900 orang telah dievakuasi ke delapan lokasi penampungan sementara.
Hingga Kamis pagi pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB), api masih terlihat di lantai-lantai atas setidaknya dua blok bangunan, meskipun petugas pemadam telah berhasil mengendalikan situasi.
Aroma plastik terbakar sebagian besar sudah tidak tercium.
Asap tebal yang sebelumnya menyelimuti fasad bangunan juga mulai menipis, menyingkap kondisi kaca jendela yang hancur, kerangka bangunan yang gosong, dan kondensor pendingin ruangan yang hangus.
Informasi terkini menunjukkan kerumunan warga berkumpul di area Kwong Fuk.
Jembatan penyeberangan yang menghubungkan Stasiun MTR Tai Po Market dengan Perumahan Kwong Fuk, salah satu titik terdekat untuk menyaksikan lokasi kebakaran, dipadati oleh warga dan jurnalis.
Perumahan Kwong Fuk sendiri menyediakan setidaknya tiga tempat penampungan yang beroperasi.
Staf di Pusat Layanan Anak & Remaja Hong Kong mengatakan sekitar 20 warga yang terdampak sedang beristirahat di sana, sementara balai komunitas menampung lebih banyak korban.
Di area terbuka, sepasang suami istri dari unit menengah Rumah Wang Cheong duduk terbungkus selimut.
Mereka menuturkan langsung pulang kerja setelah mendengar berita kebakaran tersebut pada sore hari sebelumnya.
“Terlihat sangat mengerikan dari video siaran langsung, dan kami tidak dapat membayangkan bagaimana kondisi rumah kami sekarang,” ungkap sang istri kepada SCMP, yang enggan menyebutkan namanya.