Laporan awal menyebutkan bahwa 75 orang meninggal dunia dan 65 lainnya hilang akibat bencana banjir serta tanah longsor yang menerjang wilayah Sumatera Utara (Sumut) sejak hari Senin.
Polda Sumatera Utara (Sumut) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baru-baru ini merilis informasi terkini mengenai dampak banjir dan tanah longsor yang melanda berbagai daerah di provinsi tersebut selama tiga hari belakangan. Berdasarkan data terbaru ini, jumlah total korban meninggal dunia tercatat sebanyak 37 jiwa.
Menurut rilis termutakhir dari Polda Sumut, Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi wilayah yang mencatatkan angka kematian tertinggi, yaitu 17 orang.
Selanjutnya, Kota Sibolga melaporkan 8 korban jiwa, disusul oleh Kabupaten Tapanuli Tengah dan Humbang Hasundutan masing-masing 4 orang, Pakpak Bharat 2 orang, dan Nias Selatan 1 orang.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padangsidimpuan turut menginformasikan adanya satu korban meninggal dunia di daerahnya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumut, Komisaris Besar Ferry Walintukan, memaparkan bahwa selain mereka yang meninggal dunia, sebanyak 52 warga lainnya sampai saat ini masih dinyatakan hilang atau dalam proses pencarian.
“Bersamaan dengan itu, 1.168 warga terpaksa mengungsi di berbagai lokasi yang telah disediakan,” ujar Ferry melalui pernyataan tertulis yang disampaikannya.
Ferry juga menyebutkan, bencana banjir dan longsor turut menerjang Mandailing Natal, Langkat, Deli Serdang, serta Kota Medan.
**Pengerahan 1.030 Personel Gabungan**
Guna mendukung upaya penanggulangan bencana ini, Polda Sumut menurunkan 1.030 personel gabungan yang berasal dari beragam unit, antara lain Satuan Wilayah (Satwil), Direktorat Samapta (Dit Samapta), Satuan Brigade Mobil (Sat Brimob), Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bid TIK), serta Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes).
Dia menekankan bahwa angka-angka yang disajikan ini bersifat pembaruan sementara, mengingat adanya sejumlah daerah yang belum bisa menyerahkan laporan data secara menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh curah hujan lebat yang merata di banyak lokasi serta terhambatnya jalur akses di lapangan.
“Informasi ini belum final. Beberapa wilayah seperti Medan, Deli Serdang, dan sejumlah daerah lainnya belum mampu melaporkan situasi secara komprehensif disebabkan hujan yang terus-menerus turun dan beberapa jalur penghubung masih terputus. Pihak Polda Sumut akan senantiasa memperbarui data-data ini secara rutin,” terangnya.
Ferry juga menyerukan kepada masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi warga yang bermukim di kawasan yang rentan terhadap tanah longsor dan di tepi aliran sungai.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus meningkatkan kehati-hatian. Apabila kondisi mulai membahayakan jiwa, agar secepatnya mengungsikan diri ke tempat yang lebih aman atau mendatangi posko-posko penanganan darurat terdekat,” pungkas Ferry.