Dengan keberanian luar biasa, tim penyelamat dari Basarnas harus bergelantungan menggunakan tali sepanjang 50 meter. Mereka berupaya keras mengevakuasi dua individu yang terseret arus banjir bandang di kawasan Sungai Silaing Bawah, Kabupaten Padang Panjang, Sumatera Barat. Karena jalur darat tidak dapat diakses, metode tyrolean traverse menjadi satu-satunya pilihan untuk mencapai posisi para korban.

Abdul Malik, Kepala Kantor SAR Padang, menjelaskan bahwa penerapan teknik penyeberangan via tali sangat krusial. Hal ini dikarenakan karakteristik medan yang sulit membuat tim tidak bisa melakukan penyeberangan secara langsung. Menurutnya, rentang jarak yang harus ditempuh oleh para rescuer Kantor SAR Padang mencapai sekitar 50 meter.

Abdul Malik juga menginformasikan, peristiwa banjir bandang yang melanda beberapa hari sebelumnya telah menerjang sejumlah pengguna jalan lintas serta permukiman warga di sepanjang rute Padang–Bukittinggi. Akibat musibah tersebut, dua orang korban telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Namun, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Basarnas, proses evakuasi kedua jasad tersebut belum dapat dilakukan. Ini karena posisi keduanya masih terimpit oleh tumpukan material sisa banjir. Abdul Malik menegaskan kembali, “Belum bisa dievakuasi. Mereka masih terhimpit material.”

Kondisi arus sungai yang masih sangat kuat, ditambah topografi tebing yang diselimuti endapan lumpur serta bongkahan batu, menuntut pelaksanaan operasi penyelamatan berlangsung dengan sangat waspada. Oleh karena itu, langkah pembersihan material penghalang dilakukan secara berangsur-angsur guna memastikan pengangkatan jenazah dapat berlangsung dengan aman.

Selain upaya evakuasi, tim SAR juga aktif melakukan penyisiran menyeluruh di sepanjang tepian Sungai Silaing. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi korban lain yang belum teridentifikasi. Abdul Malik menambahkan, “Kami terus berkoordinasi secara intensif dengan BPBD, unsur TNI-Polri, serta para relawan lokal.”

Abdul Malik juga menggaransi bahwa seluruh personel tim SAR Padang beserta elemen gabungan lainnya tetap bersiaga di berbagai lokasi rawan. Kewaspadaan ini ditingkatkan mengingat prakiraan cuaca menunjukkan potensi curah hujan yang masih tinggi, sementara kondisi tanah di area perbukitan sekitar cenderung sangat tidak stabil. Oleh karena itu, perlengkapan penyelamatan vertikal (vertical rescue) serta peralatan air telah dipersiapkan guna mengantisipasi segala kemungkinan skenario evakuasi yang lebih rumit.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terkini. Hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, Posko Terpadu Penanganan Bencana Provinsi Sumatera Barat mencatatkan total 88 korban jiwa serta 85 orang lainnya yang masih dinyatakan hilang. Seluruh korban ini merupakan dampak dari bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang wilayah tersebut.

By Adit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *