Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya angkat bicara terkait temuan gelondongan kayu yang terseret derasnya banjir besar di Sumatera. Temuan tersebut menimbulkan tanda tanya besar di publik, terlebih setelah polisi menemukan indikasi kuat bahwa sebagian kayu itu bukan berasal dari pohon tumbang alami, melainkan sudah dipotong menggunakan alat berat.
“Dari hasil pemeriksaan awal tim di lapangan, kami menemukan beberapa jenis gelondongan, dan sebagian terlihat jelas memiliki bekas potongan chainsaw,” ujar Jenderal Sigit setelah pertemuan dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Kamis (4/12/2025).
Ia menegaskan bahwa penyidik tidak ingin terburu-buru mengambil kesimpulan, namun fakta bahwa ada potongan mesin di tengah bencana alam membuat dugaan aktivitas ilegal semakin menguat. Menurutnya, polisi bersama Kementerian Kehutanan sedang menelusuri seluruh wilayah aliran sungai yang terdampak, mulai dari hilir hingga ke titik paling hulu.
“Tim gabungan sedang menyusuri jalur sungai secara menyeluruh. Kami ingin memastikan dari mana asal kayu-kayu tersebut dan apakah ada kegiatan ilegal yang menjadi pemicu kerusakan lebih parah,” tambahnya.
Sigit juga menegaskan bahwa aparat akan masuk ke titik-titik yang disinyalir menjadi lokasi pelanggaran, terutama kawasan yang dianggap rawan praktik illegal logging. Bila ditemukan indikasi kuat, proses hukum akan berjalan tanpa kompromi.
Menurut Kapolri, langkah cepat ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto yang meminta investigasi menyeluruh atas fenomena gelondongan kayu yang memicu kerusakan parah pada jembatan, rumah warga, bahkan menelan korban jiwa.
“Satgas gabungan akan bekerja cepat. Dalam beberapa hari ini, personel kami sudah turun ke lapangan dan akan segera bergabung dengan tim dari Kehutanan dan instansi lain yang relevan, termasuk PKH, bila diperlukan,” papar Sigit.
Sebagai informasi, beredar luas video di media sosial yang menunjukkan kayu-kayu besar hanyut bersama banjir bandang di wilayah Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Gelombang air mengalir begitu kuat membawa puluhan gelondongan, membuat publik curiga bahwa kerusakan hutan menjadi salah satu penyebab bencana tersebut.
Warganet pun ramai mengaitkannya dengan praktik penebangan liar yang selama ini menghantui kawasan hutan Sumatra. Temuan bekas potongan mesin pada gelondongan tersebut kini menjadi bukti kunci yang tengah diselidiki secara serius oleh pihak berwenang.