**Pemilik Wedding Organizer (WO) yang Viral Mengaku Tak Sanggup Lanjutkan Pernikahan Klien: Prospek Belum Jelas**

Ayu Puspita, sosok di balik sebuah wedding organizer (WO) yang kini menjadi sorotan publik, telah diamankan oleh pihak kepolisian. Penahanan ini terkait dugaan kasus penipuan yang menimpa ratusan pasangan calon pengantin.

Dalam proses pemeriksaan oleh penyidik, Ayu Puspita mengakui bahwa ia saat ini tidak mampu untuk melaksanakan acara pernikahan para kliennya. Pengakuan ini disampaikannya secara langsung kepada penyidik di Polres Metro Jakarta Utara.

Pada awal interogasi, penyidik melontarkan pertanyaan kepada Ayu Puspita mengenai kesanggupannya untuk mewujudkan pernikahan calon pengantin yang sudah melunasi pembayaran penuh kepada WO miliknya.

“Untuk menjawab kegelisahan konsumen Ibu yang berkumpul di depan Polres itu, apakah Ibu sanggup menyelenggarakan pernikahan untuk tanggal 13 Desember 2025 atas nama Lulu, 21 Desember 2025 atas nama Kurniawan, dan 28 Desember 2025 atas nama Ardita?” tanya penyidik.

Dengan nada suara yang terdengar lemah, Ayu Puspita menjawab, “Untuk saat ini, saya masih belum sanggup, Pak.”

Penyidik tidak menyerah dan mengulang pertanyaan tersebut untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti. Namun, Ayu Puspita kembali memberikan respons yang ambigu.

“Sanggup atau tidak untuk ke depannya?” tegas penyidik.

“Saya belum memiliki gambaran yang pasti mengenai hal itu, Pak,” ujar Ayu Puspita.

Mendengar jawaban yang sama, penyidik kemudian meninggikan intonasi suaranya saat kembali bertanya.

“Sanggup atau tidak sanggup?! Itu yang harus dijawab,” desak penyidik.

“Untuk kondisi sekarang, saya belum sanggup, Pak,” jawab Ayu Puspita.

**Iming-iming Paket Pernikahan Harga Terjangkau**

Salah satu korban, Satrio Yuda, menceritakan pengalamannya. Ia mengaku tergiur dengan tawaran bonus 14 gubukan makanan dalam satu paket pernikahan yang dipesannya dari WO Ayu Puspita. Satrio awalnya tertarik karena harga paket yang ditawarkan jauh lebih ekonomis dibandingkan WO lain. Ditambah lagi, setiap pembayaran termin selalu disertai bonus tambahan yang menggiurkan.

“Kami diiming-imingi banyak sekali bonus yang menarik. Jadi, dari total pembayaran, kami ada tiga termin. Untuk termin pertama itu uang muka 50 persen, lalu marketingnya biasanya akan menghubungi melalui WhatsApp,” ungkap Satrio di Polres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025).

“Mereka bilang, jika kami melakukan pembayaran lagi, kami akan mendapatkan beberapa bonus tambahan. Itu yang membuat banyak orang tergiur. Saya sendiri mendapatkan sekitar 14 gubukan. Jadi, kalau dihitung ulang, 14 gubukan dengan harga Rp170 juta memang terbilang murah,” tambahnya.

Satrio mengungkapkan bahwa ia dan pasangannya telah membayar sekitar Rp147 juta dari total biaya paket sebesar Rp170 juta. Menurut Satrio, sejak awal, WO tersebut terlihat sangat meyakinkan karena aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran pernikahan di berbagai lokasi.

Satrio dan calon istrinya, sebagai klien dari WO Ayu Puspita, rencananya akan melangsungkan pernikahan pada 24 Januari 2026 di Depok, Jawa Barat. Ia baru mengetahui adanya masalah ini pada akhir pekan lalu, setelah dihubungi oleh pihak gedung yang menginformasikan mengenai kasus viral WO Ayu Puspita.

“Pihak gedung memiliki grup komunikasi dengan sesama penyedia venue. Mereka memberitahukan bahwa WO Ayu Puspita sedang bermasalah, di mana makanan tidak hadir saat acara salah satu pasangan,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang beredar luas di grup WhatsApp, diperkirakan ada lebih dari 200 pasang calon pengantin yang menjadi korban, dengan total kerugian ditaksir mencapai angka Rp16 miliar.

Satrio juga membagikan kisah tragis korban lain yang pernikahannya seharusnya digelar pada 6 Desember 2025. Pada hari-H, pihak catering tidak hadir, dekorasi hanya setengah jadi, para tamu sudah berdatangan, bahkan keluarga mempelai ada yang jatuh pingsan akibat kepanikan yang melanda.

“Sebagian besar catering tidak datang. Ada juga yang desainnya baru setengah jadi. Tamu-tamu sudah tiba semua. Akhirnya, ada yang terpaksa memesan nasi padang dan makanan dari sekitar gedung,” tuturnya.

Saat ini, Satrio bersama para korban lainnya telah membentuk grup komunikasi dan sedang dalam proses pelaporan resmi ke Polres Metro Jakarta Utara. Mereka sangat berharap mendapatkan penyelesaian yang transparan dan adil dari pihak berwajib.

“Harapan saya adalah semoga uang kami dapat kembali. Jika tidak memungkinkan, setidaknya ada solusi agar acara pernikahan kami tetap bisa terlaksana sebagaimana mestinya,” kata Satrio.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *