Sarwendah Membantah Isu Nafkah Rp200 Juta dari Ruben Onsu, Ungkap Fakta di Balik Tagihan Sampah Rp5,2 Juta

Hubungan antara mantan pasangan selebriti, Sarwendah dan Ruben Onsu, pasca-perceraian mereka terus menarik perhatian publik. Belakangan ini, besaran uang tunjangan dari Ruben Onsu untuk kebutuhan Sarwendah serta anak-anak mereka menjadi perbincangan hangat. Dikabarkan, tunjangan bulanan sebesar Rp 200 juta disebut-sebut rutin diberikan oleh Ruben Onsu kepada Sarwendah.

**Pihak Ruben Onsu Jelaskan Rincian Tunjangan untuk Sarwendah dan Anak-anak, Termasuk Biaya Sampah Rp5,2 Juta**

Minola Sebayang, selaku kuasa hukum Ruben Onsu, menegaskan bahwa kliennya tetap memikul tanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya setelah resmi berpisah dari Sarwendah. Setiap bulan, Ruben Onsu terus membiayai segala kebutuhan hidup anak-anaknya. Minola Sebayang pun mengonfirmasi rincian pengeluaran bulanan yang disalurkan Ruben Onsu kepada Sarwendah, yang jumlahnya disebut mencapai Rp200 juta.

Salah satu poin menarik dalam daftar pengeluaran tersebut adalah biaya kebersihan atau retribusi sampah yang juga termasuk dalam nominal pembayaran. “Ini meliputi biaya kebersihan, termasuk plastik sampah, dengan total Rp 5,2 juta,” terang Minola ketika ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari Rabu (19/11/2025). Tagihan ini diketahui masih dibayar oleh Ruben selama beberapa bulan sejak perceraian mereka diresmikan.

Meski begitu, Minola menegaskan bahwa pembayaran khusus untuk biaya sampah tersebut telah dihentikan sejak bulan November. “Namun, kami juga perlu jujur menyampaikan bahwa pada bulan November ini, tidak ada lagi uang sampah yang dibayarkan,” tambah Minola. Walaupun demikian, Minola mengakui bahwa tagihan serupa memang pernah muncul dan dibayarkan hingga bulan Oktober 2025. “Ini bukan berarti kami meniadakan fakta bahwa kami pernah ditagih uang sampah sebesar Rp 5,2 juta setiap bulannya,” jelas Minola.

Pihak Ruben kemudian menyatakan keheranannya terkait rincian tersebut, mengingat hal itu berada di luar kesepakatan mengenai tunjangan dan pendidikan anak-anak. “Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa pernah ada, dan kenapa harus ada biaya sampah seperti itu?” ujar Minola mempertanyakan. Meskipun demikian, Ruben tetap melunasi jumlah yang diajukan oleh mantan istrinya tersebut. Ia tidak mempersoalkan nominal uang yang diminta. Sebaliknya, ia berkeinginan untuk terus memikul tanggung jawab dan enggan melibatkan masalah keuangan dalam urusan anak-anak. “Maksudnya, untuk hal-hal sepele seperti itu saja Ruben tidak mau dibuat pusing, jadi kenapa untuk urusan anak malah menjadi rumit?” pungkasnya.

**Sarwendah Beri Bantahan dan Ungkap Sistem Pembayaran Reimburse**

Melalui kuasa hukumnya, Chris Sam Siwu, Sarwendah angkat bicara mengenai rumor tunjangan senilai Rp200 juta tersebut. Ia menekankan bahwa nominal itu bukanlah permintaan dari Sarwendah, melainkan sebuah kesepakatan yang telah dibuat sejak awal perceraian mengenai pemenuhan kebutuhan anak. Ruben Onsu disebut-sebut sepakat untuk menanggung seluruh biaya keperluan anak-anak tanpa adanya pembagian beban finansial.

“Ini bukan tentang angka nominal, tetapi kesepakatan terkait kepentingan anak. Awalnya, Wenda sempat mengirim pesan menanyakan apakah kita akan membagi dua biaya ini. Namun, RSO menjawab, ‘Tidak perlu, saya akan menanggung semuanya’,” papar Chris di wilayah Jakarta Selatan, pada Rabu (19/11/2025).

Chris menerangkan lebih lanjut bahwa mekanisme pembayaran yang diterapkan sejauh ini adalah sistem penggantian (reimburse). Dalam mekanisme ini, Sarwendah terlebih dahulu mengeluarkan dana pribadi untuk seluruh keperluan anak sebelum mengajukan klaim penggantian kepada Ruben Onsu. “Jadi, sistemnya memang reimburse. Pembayaran dilakukan di muka oleh Sarwendah, barulah kemudian ditagihkan. Bukan berarti Sarwendah tidak memiliki dana untuk membayar; ia membayar semuanya lebih dulu, baru kemudian di-reimburse,” urai Chris.

Tim kuasa hukum Sarwendah menyatakan keprihatinan atas kontroversi yang timbul, mengingat ini adalah kesepakatan bersama yang telah dijalankan dengan niat baik sejak awal. “Kami berharap ada keadilan, tolonglah. Kasihan sekali. Kita semua tahu, antara pria dan wanita, pria umumnya memiliki kekuatan yang lebih besar. Itu adalah kodratnya,” tutur Chris. “Oleh karena itu, kami merasa janganlah terlalu memojokkan klien kami. Klien kami ini menjalani hidup dengan cukup baik, menurut pandangan saya. Ia sudah cukup baik, sudah cukup sabar. Jadi jangan sampai dan juga pernah difitnah terkait penagih utang yang sangat menyudutkan, padahal ‘Ah, itu tidak ada kaitannya’,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *