Sebelum Kerangka Alvaro Kiano Nugroho Ditemukan, Pemilik Warung Mengaku Bermimpi Mendenar Suara Anak Kecil yang Kedinginan
Kesaksian mengejutkan disampaikan oleh Sunaryo, seorang warga Tenjo, Kabupaten Bogor, sebelum akhirnya kerangka Alvaro Kiano Nugroho (6) ditemukan. Sunaryo mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami mimpi aneh, di mana ia mendengar suara seorang anak kecil yang memohon pertolongan karena merasa kedinginan.
Setelah terbangun dari mimpinya, Sunaryo mengaku diliputi kebingungan. Ia merasa bahwa tidak ada kaitan sama sekali antara mimpinya tersebut dengan kehidupannya sehari-hari. Namun, teka-teki itu mulai terkuak ketika pihak kepolisian mengerahkan anjing pelacak ke area Jembatan Cilalay, yang pada akhirnya menuntun mereka pada penemuan kerangka anak kecil, yang kemudian diidentifikasi sebagai Alvaro.
Sunaryo sendiri bahkan turut serta membantu petugas kepolisian dalam mencari bagian-bagian kerangka dari bocah malang tersebut. Kebetulan, rumahnya yang juga berfungsi sebagai warung tempat usahanya, hanya berjarak sekitar 20 meter dari titik lokasi penemuan kerangka Alvaro.
Seperti diketahui, Alvaro Kiano Nugroho sempat menghilang sejak tanggal 6 Maret 2025 di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Tragisnya, ia ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi tinggal kerangka pada 23 November 2025 di sekitar Kali Cilalay, Tenjo, Bogor. Kepolisian kemudian menetapkan Alex Iskandar, ayah tiri Alvaro, sebagai tersangka utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan ini, sebelum akhirnya sang ayah tiri mengakhiri hidupnya sendiri di dalam sel tahanan.
**Penampakan Bayangan Anak Kecil di Jembatan Cilalay**
Jembatan Cilalay, yang berlokasi di wilayah Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, kini menjadi saksi bisu atas perbuatan keji seorang ayah tiri terhadap anaknya. Di lokasi inilah, bocah tak berdosa bernama Alvaro dibuang begitu saja di tumpukan sampah oleh ayah tirinya, yang kini juga telah meninggal dunia.
Selama proses pencarian, petugas kepolisian mengerahkan anjing pelacak dan mendapatkan bantuan dari penduduk sekitar. Sunaryo, seorang pria paruh baya yang kediamannya berjarak kurang lebih 20 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang merupakan lokasi pembuangan sampah liar, adalah salah satu warga yang ikut aktif dalam pencarian.
Awalnya, Sunaryo mengaku sangat terkejut dan sama sekali tidak menduga bahwa di tempat tersebut terdapat jasad seorang anak laki-laki yang telah lama terkubur di bawah tumpukan sampah. Ia juga tidak mencurigai adanya aktivitas aneh sebelumnya di lokasi itu, sebab yang ia tahu masyarakat datang ke sana hanya untuk membuang sampah lalu segera pergi.
Meski demikian, Sunaryo mengungkapkan bahwa ia merasakan kejanggalan jauh sebelum kepolisian datang untuk melakukan investigasi. Sebelum kerangka Alvaro ditemukan, Sunaryo kerap merasa ada hal-hal bersifat mistis. Ia mengaku sesekali melihat bayangan anak kecil melintas di sekitar warungnya.
“Saya ada di warung sering bengong keliatannya kolebat-kolebat (selewat-selewat) kok kayak ada anak kecil, itu mah sering,” tuturnya saat dihubungi oleh TribunnewsBogor.com pada Selasa (25/11/2025). Namun, ia selalu mengabaikan perasaan tersebut, menganggapnya hanya sebagai perasaannya semata atau sekadar ilusi.
**Mimpi Anak Kecil Meminta Tolong: “Mah Dingin, Mah Dingin, Tolong Saya!”**
Puncak keanehan yang dialami Sunaryo terjadi saat ia tertidur dan bermimpi tentang seorang anak kecil. Dalam mimpinya, Sunaryo hanya mendengar suara anak kecil yang seolah meminta pertolongan, namun wujudnya tidak terlihat. Kejadian-kejadian ini membuatnya semakin bingung karena merasa tidak ada keterkaitan dengan dirinya selama ini.
“Sebelum pencarian ini mimpinya lain ‘mah dingin mah dingin, tolong saya’, kok aneh banget padahal saya gak punya anak kecil yang meninggal, suaranya anak kecil, cuma suara anak kecil doang dalam mimpi itu,” ungkapnya.
Akhirnya, semua teka-teki yang menghantuinya seolah terjawab ketika pihak kepolisian mendatangi lokasi. Sunaryo menceritakan bahwa polisi pertama kali datang pada Jumat (21/11/2025) untuk menyisir aliran sungai, namun tidak menemukan apa pun. Pihak kepolisian kemudian kembali ke lokasi pada Minggu (23/11/2025) dan berhasil menemukan kerangka Alvaro, meskipun dalam kondisi tidak utuh.
“Dibungkus kresek item, cuma udah berantakan, tulang berulangnya juga udah berceceran. Alhamdulillah tempurung batok kepalanya komplit, yang paling banyak itu tulang rusuk,” kenangnya.
**Sekilas Tentang Tenjo**
Kecamatan Tenjo kini menjadi pusat perhatian nasional menyusul penemuan kerangka Alvaro Kiano Nugroho di tepi Kali Cilalay, Desa Singabraja. Kasus tragis ini secara tidak langsung mengubah citra Tenjo, yang kini sering dikaitkan dengan penemuan jasad dan lokasi pembuangan mayat, meskipun pada dasarnya kawasan ini adalah daerah pemukiman dan pertanian biasa.
Tenjo adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wilayah ini memiliki luas sekitar 72,18 km² dengan populasi lebih dari 74 ribu jiwa. Tenjo terdiri dari 9 desa, yakni Tenjo, Singabraja, Singabangsa, Batok, Babakan, Bojong, Tapos, Ciomas, dan Cilaku.
Secara geografis, Tenjo dilalui oleh jalur KAI Commuter Line Tanah Abang–Rangkasbitung, serta dilayani oleh angkutan umum rute Tenjo–Jasinga. Kawasan ini juga memiliki akses yang tidak jauh dari gerbang tol Serpong–Balaraja. Dikenal sebagai daerah yang hijau dan sejuk dengan banyak persawahan dan perkebunan, Tenjo, berkat lokasinya yang strategis dan suasana yang relatif tenang, sering disebut sebagai “The Next Serpong” karena potensinya untuk berkembang menjadi kawasan hunian modern.
**Kisah Pilu Penculikan dan Pembunuhan Alvaro**
Tragedi kematian Alvaro Kiano Nugroho, seorang bocah berusia enam tahun yang dilaporkan hilang sejak 6 Maret 2025, telah mengguncang seluruh negeri. Alvaro diketahui meninggal dunia setelah dijemput oleh ayah tirinya dari Masjid Jami Al-Muflihun, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada tanggal yang sama.
Alex Iskandar, ayah tiri Alvaro, berhasil membujuk bocah itu untuk ikut dengannya dengan janji akan membelikan mainan. Namun, keesokan harinya, Alvaro terus menangis mencari kakeknya, yang biasa ia panggil “bapak”. Berdasarkan keterangan yang diterima keluarga, tangisan Alvaro diduga memicu emosi Alex hingga ia menutup mulut Alvaro dengan handuk. Akibat perbuatan keji itu, Alvaro pun meninggal dunia.
Menyadari Alvaro sudah tidak bernyawa, Alex dilanda kepanikan dan kemudian menitipkan jasad anak tirinya ke rumah adiknya di Bogor, Jawa Barat. Tak berselang lama, jasad Alvaro dibungkus plastik dan diikat pada batang pohon di sekitar aliran kali, dekat Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Ibu kandung Alvaro Kiano Nugroho (6), Arumi, diketahui mengenal tersangka Alex Iskandar sekitar empat tahun lalu. Setelah dua tahun berpacaran, keduanya memutuskan untuk menikah pada 23 Desember 2023. Awalnya, Arumi kos di rumah Alex saat ia bekerja di Tangerang, Banten, dan dari situlah cinta tumbuh di antara mereka. Adapun ayah kandung Alvaro sendiri saat ini sedang menjalani masa tahanan karena kasus narkoba.